Apa yang terjadi bila remaja sulit diatur ?

on Minggu, 01 Maret 2009

Apa yang Terjadi Ketika Anak yang Sulit Diatur Itu Tumbuh Dewasa?

Saat anak-anak tumbuh semakin besar, kebanyakan dari mereka belajar berbagi dan meminta sesuatu, bukan hanya mengambil. Mereka menikmati saat memberi dan menerima ketika bermain, dan Anda mendengar mereka berkata, "Oke, sekarang giliran kamu, kemudian baru aku."
Seperti anak-anak lain, kebanyakan anak yang sulit dikendalikan sebenarnya tahu perilaku-perilaku bersosialisasi yang positif ini. Jika Anda bertanya kepada anak perempuan Anda yang bandel, "Ba gaimana sebaiknya sikapmu jika sedang bermain dengan anak-anak lain?" dia kemungkinan besar
akan menjawab pertanyaan dengan benar: "Bersikap baik, bergiliran, dan ikuti aturan." Namun, dia belum tentu bisa mempraktikkan apa yang dia ketahui. Psikolog anak memiliki pertanyaan tes standar: "Apa yang akan kamu lakukan jika ada anak yang lebih kecil daripada kamu mulai memukulmu?" Salah seorang anak yang sulit dikendalikan menjawab, "Anda mau saya menjawab apa yang sebaiknya saya lakukan atau apa yang akan saya lakukan?"
Selagi anak-anak yang sulit itu menemukan bahwa mereka dapat memiliki apa yang mereka inginkan dalam waktu yang relatif singkat, mereka harus mau menanggung konsekuensi yang timbul di kemudian hah. Anak-anak lain tidak mau bermain dengan mereka, dan orang dewasa hampir selalu memberikan respons negatif. Anak-anak yang sulit dikendalikan tersebut mulai merasa terisolasi sebab orang lain menarik diri, yang semakin memperpuruk kepercayaan diri mereka yang rendah dan mereka seperti berada dalam sebuah lingkaran yang menyebabkan masalah-masalah yang ada semakin parah. Anak tersebut merasa ditolak. Anak tersebut menjadi lebih sulit untuk dikendalikan. Anak tersebut semakin ditolak dan perilakunya semakin merusak, bahkan antisosial.
"Anak-anak antisosial merasa dirinya adalah korban kekejaman dan ketidakadilan dunia," kata Gerald Patterson, ahli perilaku anak. "Observasi yang dilakukan di rumah dan di sekolah menunjukkan bahwa persepsinya adalah benar. Diatidak diperlakukan secara adil oleh orang lain. Dia menerima lebih banyak hukuman dan lebih sering diolok-olok dibandingkan dengan anggota keluarga lain di rumah. Dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya yang normal, dia cenderung dikucilkan dan tidak terpilih mengikuti kegiatan kelompok. Pengalamannya sangatlah berbeda dibandingkan dengan teman-teman lainnya yang normal."-
Meskipun demikian, kebanyakan anak yang sulit dikendalikan membutuhkan dukungan sosial. Jadi, siapakah yang akan mereka cari ketika mereka tidak mendapatkan dukungan dari mana pun? Mereka cenderung mencari "teman yang menyimpang", anak-anak lain yang mirip mereka: pemarah, tidak tertib, dan sulit diatur.
Hubungan yang kuat dengan sesama anak-anak yang sulit dikendalikan sering kali berarti mereka kehilangan pengalaman yang akan membantu mereka membangun keterampilan sosial yang positif. Dengan kata lain, bergaul dengan anak-anak yang menggunakan cava-cava intimidasi dan kekuasaan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan mereka hanya akan memperkuat perilaku-perilaku sulit tersebut. Ketika anak-anak yang sulit dikendalikan ini kehilangan kesempatan untuk belajar dan mempraktikkan keterampilan sosial memberi dan menerima yang sehat, kerja sama dan sifat tegas yang tepat, mereka akan membuang-buang waktu bergaul dengan anak-anak yang tidak menghargai sekolah dan keberhasilan sosial. Hasil akhirnya, mereka akan memiliki masalah
bersosialisasi dengan orang selama hidupnya dan kurang memiliki motivasi untuk berhasil, baik di sekolah maupun di tempat lain.
Besarnya hantaman terhadap penghargaan diri dan kurangnya ke-terampilan bereaksi secara tepat bisa menyebabkan depresi selama masa remaja dan dewasa. Anak remaja dan dewasa yang sulit dikendalikan mungkin tidak menampakkan kesedihannya, tetapi tingkah laku mereka dapat memperdalam penderitaan mereka. Mereka mungkin akan tumbuh menjadi orang yang sangat menyebalkan, kurang motivasi, merasa tidak ada harapan, dan memiliki selera makan serta tidur tidak teratur; banyak yang menyalahgunakan minuman beralkohol, narkoba, atau obat-obatan lainnya. Menjelang usia 18 tahun, 20 persen dari semua remaja pernah mengalami paling sedikit satu kali depresi berat.i Jadi, tidaklah salah untuk percaya bahwa angka ini lebih tinggi pada anak-anak yang belum mengembangkan hubungan sosial yang kuat dan keterampilan menangani masalah-masalah sulit.
Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang sulit dikendalikan cenderung menjadi orang dewasa yang sulit, bahkan jika kebanyakan anak yang sulit dikendalikan tersebut tidak memiliki masalah yang serius. Kurangnya pendidikan, kurang sukses di kantor, dan hubungan dekat yang bermasalah akan sangat memengaruhi kualitas hidup mereka. Risiko yang paling besar dihadapi orang yang sulit dikendalikan adalah ketika mereka terus-menerus menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan lain serta berbagai penyakit psikologis lainnya. Perubahan-perubahan seperti ini akan menimbulkan kerugian yang sangat besar, tidak saja bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga keluarga dan masyarakat luas.

Masih Ada Harapan
Meskipun sangat mengerikan mengetahui apa yang akan terjadi kepada anak yang sulit dikendalikan jika mereka tidak segera mendapatkan pertolongan, sebenarnya orangtua memiliki kekuatan untuk memengaruhi anak-anak mereka dengan cara yang positif. Anda dapat mengubah respons Anda kepada anak Anda yang sulit dikendalikan. Anda dapat membantu mematahkan lingkaran penolakan yang akan menyebabkan mereka tambah terpuruk. Itulah inti buku ini.
Perilaku dramatis, melawan, dan menentang anak-anak yang sulit dikendalikan sangatlah sulit untuk diabaikan. Akan tetapi, bahkan anak yang paling sulit dikendalikan dapat menjadi anak yang penuh kasih, penuh perhatian, dan sopan Imelebihi apa yang kita sadari. Setelah kita belajar strategi-strategi baru untuk menghadapi
masalah-masalah, kita akan belajar untuk melihat sisi positif yang dimiliki oleh anak-anak kita.
Dan, kabar baiknya adalah sudah tersedia solu-si untuk banyak permasalahan. Anda dapat belajar strategi-strategi yang akan membantu Anda bekerja sama dengan anak Anda sehingga Anda dan
anak Anda masing-masing dapat merespons secara berbeda. Mempelajari lebih banyak teknik mengasuh yang produktif tidak secara otomatis menghilangkan perilaku yang merusak, tetapi setidaknya kita akan memiliki kontrol lebih besar terhadap pola asuh kita dibandingkan terhadap faktor-faktor lain yang turut memperburuk masalah, khususnya jika kita mulai lebih dini.[]

0 komentar: