Pengaruh Dari Luar Keluarga

on Senin, 09 Maret 2009

Pengaruh dari Luar Keluarga
Faktor-faktor dari luar keluarga juga memengaruhi bagaimana anak-anak bersikap. Anggota keluarga yang lain juga turut berperan, sebagaimana kawan-kawan sebaya, sekolah, dan staf di tempat penitipan anak dan media. Memahami nilai penting masing-masing faktor tersebut dapat membantu kita mengasuh anak-anak yang sulit dikendalikan.
Anggota keluarga yang lain. Anggota kelu-arga lain dapat sangat memengaruhi anak yang sulit dikendalikan. Terkadang, mereka memperparah konflik; sebagai contoh, ketika orangtua dan kakek-nenek memiliki pendapat yang berbeda tentang bagaimana menghadapi sikap anak yang sulit dikendalikan.
Kakek-nenek David merasa bahwa orangtua David terlalu keras kepadanya, dan mereka membiarkan David melakukan apa pun yang dia mau ketika David mengunjungi mereka. Ketika kembali ke rumah, David mengancam akan mengadukan orangtuanya kepada kakek-neneknya jika mereka menghukum David. Dengan rasa kesal, orangtua David kemudian agak melunak kepada David selama beberapa hah untuk menghindah konflik dengan kakek-nenek, dan hal ini membehkan David masukan yang tidak jelas mengenai sikapnya.
Sebaliknya, kakek dan nenek Sarah bereaksi secara berbeda. Sarah melewatkan sorenya di tempat kakek-neneknya sampai ibunya kembali dari kantor. Kakek dan nenek berdiskusi dengan ibu Sarah mengenai segala macam kebiasaan dan peraturan yang berlaku di rumah dan mereka setuju bahwa Sarah akan mengikuti peraturan yang sama dengan yang diterapkan di rumah. Sarah menyadari
bahwa ibu dan kakek-nenek betul-betul serius menjalankan yang sudah disepakati dan akan selalu saling mendukung.

Teman-teman sebaya.
Seiring perkemba-ngan anak-anak, teman-teman sebaya menjadi pengaruh yang penting. Teman-teman sebaya juga dapat membehkan pengaruh positif dan negatif. Ketika Larry, anak yang sulit dikendalikan, misalnya menghabiskan waktu lebih lama dengan Ramon, temannya yang santai, Larry menjadi lebih santai di rumah pada hari-hari berikutnya dan lebih menurut. Namun, ketika Larry bermain dengan temannya Angelo, yang kasar, padahal hanya bermain sebentar, Larry menjadi aneh, kelelahan, dan lebih menjengkelkan daripada sebelumnya.
Melibatkan diri dalam hubungan antara anak Anda dan teman-teman sebayanya biasanya tidaklah membantu. Namun, jika perilaku anak yang sulit itu jelas-jelas terpengaruh perilaku negatif temannya, orangtua sudah harus mengatur kapan, di mana, dan berapa lama dia dapat menghabiskan waktunya bermain dengan temannya yang bermasalah itu. Mereka mungkin harus menentukan waktu bermain yang lebih pendek dan merencanakan aktivitas yang tidak begitu menegangkan dengan pengawasan dari orang dewasa.

Sekolah.
Tugas sekolah, para guru, dan teman-teman sekelas semuanya berpotensi untuk menambah atau mengurangi sikap anak yang sunt dikendalikan. Rashad yang berumur 11 tahun sulit mengikuti pelajaran matematika. Dia memiliki seorang pengajar, tetapi Rashad tidak memahami perkalian dan pembagian dalam desimal. Di kelas, dia berganti-ganti sikap antara merajuk dan mengganggu anak-anak lain ketika mereka sedang mengerjakan tugas.
Gurunya merasa bahwa Rashad tidak berusaha cukup keras dan suatu hah menegurnya di muka umum. Rashad, yang marah kepada gurunya, menendang sebuah kursi, yang secara tidak sengaja mengenai murid lain. Beberapa murid lain menjadi marah dan berteriak kepada Rashad. Ada yang menghindarinya, sementara sebagian lagi mengejeknya mengenai apa yang telah terjadi.
Gurunya membawa Rashad ke kantor kepala sekolah, yang kemudian menskornya dari sekolah. Di rumah, rasa frustrasi Rashad muncul. Dia memukul kepala adik perempuannya dengan truk mainan, berteriak-teriak kepada orangtuanya, dan malam hah diakhirinya dengan memecahkan lampu di kamarnya sambil melemparkan barang-barang dalam keadaan marah. Malam itu merupakan salah satu malam yang paling menyulitkan yang pernah dialami keluarga tersebut.

Tempat penitipan anak.
Tempat penitipan anak dapat menjadi salah satu sumber masalah bagi anak-anak yang sulit dikendalikan. Pergantian pengasuh di tempat penitipan anak karena sistem
kerja sif, dan para pengasuh yang memiliki pendekatan yang berbeda dalam menghadapi sikap anak yang sulit akan menyulitkan anak-anak tersebut.
Jana yang berusia 7 tahun dititipkan di pusat penitipan anak yang besar dan dijaga oleh Mr. Charlie sebelum sekolah dan oleh Miss Allison setelah sekolah. Jana suka sekali dengan Mr. Charlie, yang menyapanya setiap pagi dengan menyebutkan namanya dan berbicara dengan suara tegas, tetapi lembut, bahkan ketika sedang menegakkan kedisiplinan. Saat bersama Mr. Charlie, Jana umumnya bersikap seperti anak seumurnya.
Namun setelah sekolah, ceritanya berbeda. Miss Allison terlihat lelah dan berbicara dengan nada kasar dan terdengar marah. Jana tidak merespons secara baik kepadanya dan sering kali bertingkah. Orangtua Jana mendengar hanya ketika Jana tidak bersikap baik di tempat penitipan anak karena mereka tidak dapat berhubungan langsung dengan Mr. Charlie dan hanya mendengar laporan negatif dari Miss Allison.
Ketika Mr. Charlie ditawari pekerjaan yang lebih baik dan meninggalkan pusat penitipan anak itu dua hah sebelumnya, Jana menjadi marah. Dia bahkan bertingkah laku lebih buruk lagi di tempat penitipan anak dan kelakuan buruknya itu terbawa juga ke sekolah dan rumah. Ketika laporan negatif muncul dari banyak pihak, lingkaran setan berputar dengan lebih cepat.

Kekerasan di media.
Kita hidup dalam buda-ya yang dipengaruhi berbagai media dan banyak anak menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya menonton televisi, mendengarkan radio, bermain video game dan berselancar di Internet. Kekerasan yang mereka saksikan melalui media dapat memengaruhi anak-anak yang sulit dikendalikan.
Anak-anak hampir selalu melihat tayangan kekerasan dan dalam diri kita semua mungkin terdapat sifat kekerasan seperti itu. Anak-anak juga hampir selalu menemukan sisi menghibur pada kegiatan yang bersifat kekerasan. Lihatlah bagaimana anak-anak berakting main perang-perangan dan menirukan kekerasan yang terdapat dalam dongeng dan cerita rakyat. Kemudian, sejak 1960-an, grafik tayangan kekerasan di dalam film, televisi, dan video game telah meningkat tajam. Membaca cerita mengenai serigala yang memakan nenek Little Red Riding Hood mungkin masih bisa diterima, tetapi meiihat bagaimana kepala seseorang meledak karena terkena senapan semi-otomatis mungkin cukup memprihatinkan.
Hasil riset dengan jelas menunjukkan bahwa seringnya anak-anak menonton tayangan berisi kekerasan memberikan dampak negatif terhadap cara sebagian anak berinteraksi dengan anak-anak lain. Hal ini berlaku terutama bagi anak-anak yang sulit dikendalikan yang bersemangat dan sangat sering bersikap negatif.

Bagaimana Pengaruh-Pengaruh Tersebut Saling Memengaruhi
Banyak sikap sulit dikendalikan menjadi masuk akal jika kita dapat mengenali salah satu penyebabnya dan memperbaikinya. Meskipun demikian, hidup tidaklah sesederhana itu.
Seperti masalah keluarga Hills. Jason yang berusia 9 tahun adalah anak yang sangat bersemangat dan mengekspresikan perasaannya dengan jelas. Dia dapat menjadi sangat menjengkelkan dan sangat manja, sangat antusias dan aktif, salah seorang anak yang gampang marah, baik saat dikeluarkan dari permainan bisbol maupun saat membela teman baiknya. Linda, ibunya, juga dapat menjadi jengkel, tetapi umumnya dia mengekspresikan rasa tersebut dengan menarik diri. Jason berteriak ketika dia sedang marah, sedangkan Linda memutar-mutar matanya dan mengangkat bahu, dengan jengkel. Dia mudah menjadi depresi, dan ini dimulai ketika dia masih remaja.
Ayah Jason, Chuck, selalu memiliki tingkat energi yang tinggi. Dia seorang ekstrover dan senang menerima banyak rangsangan. Ketika suasana hati Chuck sedang baik, dia bergerak ke sana kemari dan tertawa keras-keras. Namun, ketika dia sedang marah, dia mengentak-entakkan kakinya, membanting pintu, dan bertehak. Sifat buruknya kambuh ketika Chuck sedang dalam keadaan sangat tertekan.
Linda dan Chuck memiliki pekerjaan yang baik, tetapi mereka berdua bekerja hingga larut. Jason tinggal dengan orangtua Linda sepulang sekolah, dan di sini dia menghabiskan waktu bermain video game yang berorientasi perang dan nonton televisi. Pada malam hah, inilah yang terjadi:
Wuah, hari yang sangat melelahkan. Aku letih sekali.
Hariku benar-benar buruk. Aku mengerjakan kontrak Benson semalam, tetapi bos menyuruhku menambahkan beberapa hal malam ini. (Dia menghefa napas.) Bagaimana jika aku makan malam dan kamu membantu Jason mengerjakan pekerjaan rumahnya? Wan, terima kasih banyak. (Dia mendekati Jason, yang sedang nonton film kartun.) Ayo, Jason. Ayo, kita kerjakan pe-ermu. Aku tidak ada pekerjaan rumah. Kamu selalu bilang begitu. Gurumu menelepon minggu lalu dan
mengatakan kalau kamu tidak menyerahkan pekerjaan rumahmu sama sekali. Sekarang, kerjakan! (Dia mendelik pada ayahnya.) Sudah kukatakan, aku tidak ada pekerjaan
rumah!
CHUCK : Jangan berteriak padaku, anak muda. Aku mengalami hari-hari yang berat dan aku tak bisa menerima kata-katamu yang kurang ajar itu. Sekarang, kerjakan!
LINDA : Kalian berdua, hentikan! Aku sedang banyak pikiran, aku tidak tahan lagi!
CHUCK : (Dia mendeiik pada Jason.) Nah, lihat kan akibat perbuatanmu tadi! Kamu selalu membuat marah di sini!
JASON : Itu salah Ayah! Aku sudah bilang kalau aku tidak ada pekerjaan rumah!

Pada titik ini, watak asli Chuck mulai membuat-nya terganggu. Kemudian, telepon berdering. Ternyata mertuanya, yang mengeluhkan Jason yang telah meninggalkan ruang bermain dalam keadaan berantakan hah itu. Sementara itu, Jason telah pergi ke kamarnya untuk bermain video game. Setelah Chuck menutup telepon, dia mengeluh kepada Linda tentang telepon bapaknya. Linda meninggalkan ruangan dengan berlinang air mata, sambil bertehak bahwa Chuck menyalahkan orangtuanya atas segala sesuatu yang terjadi.
Perut Chuck benar-benar terasa sakit sekarang dan dia membayangkan betapa akan bertambah buruknya jika dia harus beradu mulut lagi dengan Jason tentang pekerjaan rumahnya. Jadi, Chuck menyiapkan meja makan dan menyelesaikan persiapan makan malam. Keluarga tersebut makan dalam keadaan diam, sementara Chuck dan Linda merasa diperlakukan secara tidak adil oleh satu sama lain dan marah dalam hati kepada Jason.
Pemenang dalam drama ini adalah Jason. Dia dapat bermain video game di sisa malamnya tanpa diomeli dan dia tidur lebih malam dari biasanya karena orangtuanya tidak mengingatkan waktu tidurnya.
Tentu saja, Jason menjadi pemenang untuk jangka pendek, tetapi itu sudah cukup baik bagi anak umur 9 tahun. Bagi Chuck dan Linda, kepribadian dan tekanan mereka sangat memengaruhi cara mereka mengasuh. Kegagalan menghadapi secara efektif sikap Jason, malah mengajari Jason bahwa menolak dan bersikap negatif itu berhasil.
Berdasarkan pengalaman kita, sikap anak yang sulit dikendalikan bisa sangat membuat kita frustrasi. Dan, melihat semua faktor kompleks yang memengaruhi sikap anak kita dan reaksi kita terhadap sikap tersebut, tidak heran banyak orangtua harus berjuang keras. Untuk mengasuh anak-anak ini, kita perlu mempersiapkan diri kita dengan keterampilan khusus.[]

0 komentar: